Milan, KompasOtomotif - Masih terkait rencana kerjasama Uni Eropa dan Jepang, para pabrikan mobil asal Eropa menolak adanya rencana membuka pasar bagi impor produk negeri Sakura. Jika, tetap dilakukan, Uni Eropa dituntut menetapkan kesepakatan baru dengan mencantumkan beberapa poin baru bagi kepentingan merek Eropa.
Perwakilan negara-negara Uni Eropa akan memutuskan 23 Mei mendatang, apakah akan melanjutkan kesepakatan ekonomi dengan Jepang atau sebaliknya. Sementara, pihak Jepang sudah lebih baik mengenali kondisi pasar di Uni Eropa.
Uni Eropa menuntut Tokyo mengakhiri insentif pajak lebih rendah untuk mobil kompak buatan lokal bermesin kecil. Asosiasi Industri Otomotif Eropa (ACEA) menuntut dua hal, yaitu, Jepang mengadopsi standar keselamatan dan lingkungan yang sama seperti yang digunakan pihak Uni Eropa, bukan dengan standar negaranya sendiri. Hal ini akan memangkas ongkos produksi dan waktu untuk pemasaran produk di Jepang.
Kedua, pihak Jepang harus mengapus insentif pajak untuk mobil kompak bermesin kecil. Salah satunya, beban pajak 40 persen yang tidak dibebani bagi produk buatan lokal.
"Penghapusan pembatasan non tarif akan sangat penting untuk mencapai tujuan akhir, kalau mobil yang diproduksi di Uni Eropa bisa diterima dengan tangan terbuka oleh Jepang, tanpa harus ada pengujian dan modifikasi lanjutan," beber ACEA.
Ini "Tuntutan" Merek Eropa terhadap Jepang
In
//
//
Leave a Comment
0 komentar:
Posting Komentar